• Menelusuri jejak Menguak Rahasia Mutiara Pulau Wawonii

    Rona senja yang merarak langit di ufuk barat, ketika itu bola matahari yang terlihat sangat jelas. sinar yang semakin redup berwarna maron, hendak berjalan semu perlahan masuk kedalam peraduannya.

  • Dermaga Cinta

    Ku mulai jalan ini mengayuh biduk bersama cahaya rembulan di tengah purnama, walau diantara buih meniti samudera dengan semangat yang melambung jauh untuk menggapai harapan, alangkah kerinduan dengan jiwa yang menepi laut tak kuasa untuk melangkah sampai tujuan.

  • SEKAPUR SIRIH ( PESAN PERKAWINAN )

    Karena takdir sesuatu yang pasti akan terjadi Allah peruntukkan, entah kapan, dimana dan kepada siapa “ Jodoh “ itu Tuhan tunjukkan adalah sungguh menjadi rahasianya, namun itu pasti terjadi “

  • TAPUNO MASEKENO

    Toponimi sebuah tempat atau daerah selalu mendasarkan pada inspirasi atau fenomena dari kejadian atau peristiwa yang ada didaerah tersebut untuk menjadi nama atau penyebutan sebuah daerah lazim menjadi tempat atau daerah penghunian.

  • Membangun Pariwisata Konawe Kepulauan Berbasis Budaya

    Salah satu potensi yang sangat menjanjikan dalam rangka upaya menggali sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah di Kabupaten Konawe Kepulauan adalah sektor pariwisata.

INSPIRASI INDONESIA



INSPIRASI INDONESIA
Oleh  :  Arief Gazali Sidek
  05-05-2016

Pulau-pulau yang menghampar hijau ditengah lautan biru
Diantara gugusan indah yang mengapung tanah air
Nnegeri dengan sejuta pesona yang menakjubkan
Penuh aroma, dengan tabir anugerah mengharumkan
Berkalang potensi tumbuh dibumi yang indah
Yang menunjukkan Indonesia

Angin menghempas dengan udara yang lagi mengembang
Diantara bias-bias kelembutan yang apik
 arus deras dengan fatamorgana yang terdiam
riak samudera yang yang mengacak-ngacak kedamaian 
riuh suara gemuruh ditengah nusantara
yang membangkitkan Indonesia

spirit warna pelangi yang membentang alam
oleh semangat yang berapi-api melukis peraduan
pada sang waktu, diantara rembulan seterang purnama
dibumi yang berkah sekeping anugerah
demi persada indah Indonesia

walau dipisah oleh tanah-tanah yang mengapung
laut biru yang telah menyatukan ragam budaya
dari adat istiadat, suku, bahasa, identitas serta peradaban
yang melilit sejarah pada negeri ini
menuju pada kesatuan Indonesia

lihat pada ujung dinegeri barat sampai di sabang
ketimur hingga ke unjung batas Merauke
Tanah air kita, Nusantara yang utuh dan bersatu
Pada latar belakang yang membeda
Diantara keragaman, dari simbol-simbol filosofis
Yang menandakan Indonesia

Dengan ide kreatifitas dan gagasan
Se engguk Nalar yang  memenuhi ruang kepala
Mengelus jiwa, melukis Imajinasi dan mengukir karya
Pada dinding-dinding kemegahan bangsa
Yang melahirkan  pengabdian, pada negeri kita tercinta
dalam sebuah wawasan dinamis
INSPIRASI INDONESIA
Share:

MITOLOGI WATUMPINODO



MITOLOGI
“WATUMPINODO“
 Obyek Potensi Wisata Arkeologi


         

Keanekaragaman budaya dan peradaban masyarakat masa lalu di Pulau Wawonii telah ditandai dengan banyaknya peristiwa kejadian dalam kehidupan masyarakat yang dituturkan melalui kisah maupun cerita rakyat setempat dalam bentuk Mitologi. Walaupun pada kisah-kisah yang dituturkan secara tradisi memiliki fakta-fakta empirik yang berupa situs, artefak dan prasasti dan memiliki TOPONIMI atau makna yang memiliki cerita terhadap kejadian sebuah tempat, namun tak dapat dikatakan sebagai sebuah sejarah karena fakta-fakta alam tersebut belum dapat dibuktikan melalui penelitian empirik ilmiah, sehingga kemudian dari kebanyakan situs arkeologi yang ditemukan masih perlu penelusuran akurat terkait data-data untuk menunjukkan bahwa tata kehidupan masyarakat dalam sebuah sistem budaya yang ada di pulau wawonii hendaknya menjadi obyek yang harus dan terus digali dan dikembangkan sebagai sebuah sejarah dalam kearifan lokal masyarakat .

Hal ini tentu menjadi wacana pemikiran untuk membuka wawasan pengetahuan tentang masa lalu sebagai obyek kajian sejarah, yang terus dilakukan tak terkecuali “ Mitologi WATUMPINODO “ sebagai kekayaan budaya masyarakat yang mencerminkan adanya peristiwa peradaban dari proses kehidupan masa lalu salah satu etnis atau komunitas “ TO ULU LAA “ di Pulau Wawonii tepatnya di Desa Puu Rau Kecamatan Wawonii Timur Laut Kabupaten Konawe Kepulauan.

WATUMPINODO “ adalah ungkapan kata yang mengandung ekspresi historis antropologis dalam kehidupan masyarakat masa lampau. Watu berarti Batu dan Pinodo artinya ditebang. Dalam persepsi makna historikal tentang hal ini mengandung pemaknaan bahwa ada bentuk peristiwa yang terjadi dalam wujud interaksi sosial antar manusia dan manusia dengan habitat alam atau lingkungan dimana manusia itu berada. Dan Watumpinodo sebagai obyek yang menjadi akibat dari peristiwa itu telah membuka pikiran dan nalar kita untuk melakukan observasi maupun penelitian terhadap makna filosofis yang dikandung sebagai sebuah bentuk kearifan lokal yang memiliki historis dan kesejarahan budaya. Artinya bahwa dari peristiwa tersebut akan timbul suatu pertanyaan “ Mengapa Batu yang dalam bentuk menara prasasti tersebut dapat ditebang dan rebah serta Mengapa batu tersebut pula yang menjadi “ akibat “ sebagai obyek penderita dari peristiwa kejadian tersebut dimasa lampau!


Semua tentu akan terurai secara gamblang sebagai jawaban yang menjelaskan makna-makna terkait yang dikandung atas mitos kejadian peristiwa dari Toponimi Watumpinodo sebagai sebuah mitologi sosial dalam sejarah peradaban etnis To Ulu Laa, sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses peradaban universal suku Wawonii atau To Wawonii.

Asal mula Mitos

Konon dalam sebuah cerita masa lalu tentang Mitologi sejarah WATUMPINODO menjelaskan bahwa Batu ditebang atau Batu Rebah (Watumpinodo) merupakan sebuah Menara Gading atau Tangga para Bidadari dari Kayangan untuk turun kebumi dengan maksud melakukan pencucian diri disebuah mata air suci yang disebut “ TUNUA atau MATANTUNUA “. 

TUNUA berasal dari kata dasar Tunu yang berarti Bakar, ditambah dengan akhiran ” a “ yang berarti tempat pembakaran. Sehingga Tunua dapat diartikan sebagai tempat peristiwa pembakaran atau mencucian diri agar terbebas dari segala bentuk dosa yang dilakukan manusia. 

Watumpinodo dan Tunua telah menyimpan sejarah tradisi yang unik, dimana terdapat kisah segerombol para bidadari atau peri dari kayangan berjumlah 7 orang, sedang mandi di sebuah mata air suci atau Matantunua. Saat itu ketika para bidadari sedang asyik mandi dan bermain air ditelaga lantas datang seorang laki-laki berasal dari bangsa manusia memergoki para bidadari. Para bidadari tersebutpun kaget dan lari tersimpuh hendak mencari pakaiannya yang ditaruh dipinggir telaga. Oleh karena para bidadari merasa malu untuk dilihat manusia, maka kemudian mereka segera lari menaiki tangga atau menara tersebut terbang kelangit, namun diantara mereka ada salah satu yang terlambat hingga laki-laki bangsa manusia menebang batu tersebut sampai tumbang atau rebah. Maka salah satu diantara bidadari tersebut telah menjadi penunggu mata air dan menempati Watumpinodo sebagai istananya. Atas peristiwa itu kemudian batu tersebut dinamakan dengan WATUMPINODO yang berarti “ BATU DITEBANG atau Batu Rebah.

Dari mitologi tersebut kemudian menjadi inspirasi masyarakat saat itu, untuk melakukan sebuah ritual hingga menjadi tradisi budaya yang setiap akhir bulan sapar dan sebelum memasuki bulan Ramadhan atau bulan puasa manusia melakukan mandi suci ala bidadari, supaya terbebas dari dosa –dosa yang dilakukannya. Maka kemudian dilakukan upacara tradisi pembebasan dosa yang lazimnya disebut “ Mandi Sapar atau Baho Nsaapara “. Upacara tersebut dilakukan di pusat mata air TUNUA dekat dengan WATUMPINODO.

Tunua juga dapat berarti area pembakaran tanah liat, karena dahulunya menjadi tempat atau areal pembuatan keramik dari tanah liat, yang pembuatannya melalui proses dibakar seperti proses pembuatan batu merah. Sehingga tempat itu kemudian dikenal orang dengan nama TUNUA atau tempat pembakaran. Oleh karena keyakinan masyarakat yang menganggap Tunua sebagai tempat sakral yang memiliki berkah, maka kemudian tempat itu dijadikan tempat upacara seserahan yang mumpuni untuk sebuah permohonan doa yang berhubungan dengan dewa-dewa langit melalui mata air suci dan tangga langit yang terpotong yakni Watumpinodo.

Mata air Tunua juga memiliki kaitan erat dengan TAMETANGKI atau karang panjang ditengah laut sebagai tempat dimana kapal selalu mengalami kecelakaan pada musim timur dengan gelombang laut yang sangat besar. Daerah aliran sungai Tunua bermuara di Mata Wambano dan Tametangki yang terkenal angker sebagai pangkalan armada angkatan laut para tentara jin yang mengawasi lautan. Sekalipun hanya sebagai mitos belaka, namun faktanya karang Tametangki telah banyak menelan korban baik kapal-kapal nelayan yang kecil maupun kapal yang berukuran besar dan salah satu diantaranya adalah kapal KM. SUGORO.

Dari peristiwa kejadian alam misterius tersebut pada daerah aliran sungai Tunua telah menunjukkan bahwa sesungguhnya pada kehidupan manusia di bumi selalu ada kaitan dengan peristiwa mistisisme kegaiban yang menunjukkan adanya kekuatan alam dari golongan makhluk hidup lain seperti bangsa Jin dan mendiami alam empirik dan memiliki pola-pola hidup dinamis sebagaimana manusia biasa, sehingga perlu ada penyadaran manusia untuk peduli terhadap lingkungan dan mau menjaga kelestariannya. Karena alam yang Tuhan cipta sesungguhnya merupakan habitat bagi para makhluk yang bukan hanya diperuntukkan manusia tetapi juga makhluk dari golongan yang lain termasuk para jin, hewan dan binatang melata.

Dari banyak hal kejadian yang terungkap sebagai misteri alam, telah menunjukkan pula bahwa sesungguhnya manusia harus memiliki kearifan alam, manusia harus memiliki peradaban untuk memelihara alam, menjaga dan melestarikannya sebagai wujud kecintaan pilihannya untuk mengamankan lingkungannya dari ancaman bencana yang kelak akan terjadi dan berakibat pada kehancuran manusia sendiri.

Aneh bin ajaib memang, ketika sebuah peristiwa kadang dapat terjadi secara misterius, misalnya peristiwa peracunan ikan di kali Tunua oleh komunitas bangsa Jin hingga manusia biasa pun datang dan ikut bersama mengambil ikan tersebut dan memanfaatkannya . Hal-hal demikian merupakan ilustrasi keadaban yang dijelmakan melalui dimensi transendental kegainan sebagai fatwa alam sesungguhnya. Manusia tidak lantas semena-mena sebagai pemilik mutlak keberadaan alam, sehingga dengan leluasa dapat menghardik alam sekehendak hatinya. Alam kemudian akan mengalami gradasi struktur yang tajam sehingga fungsi-fungsi lingkungan akan terganggu dan berubah secara drastis karena eksploitasi manusia yang ekstrim tanpa kendali. Dengan demikian maka manusia harus kembali menyatu kealam, manusia harus memiliki kearifan lokal, budaya dan peradaban. Sehingga tradisi-tradisi kealaman yang tumbuh ditenga-tengah masyarakat dahulunya harus terus digali dan dikembangkan sebagai kekayaan budaya termasuk menjaga dan memelihara hutan rakyat sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat.

Prospektifitas Potensi Wisata

Dari banyak ragam potensi wisata yang kini mulai digemari dan dikembangkan salah satu diantaranya adalah potensi wisata arkeologi, dimana terdapat situs sejarah arkeologi sebagai bukti peninggalan peradaban masa lalu. Dibanyak daerah bahkan dunia telah terkenal karena banyak menyimpan situs-situs peradaban yang diminati para touris terutama untuk kepentingan penelitian antropologi budaya. Sekalipun belum dilakukan sebuah penelitian tentang keabsahan Watumpinodo sebagai sebuah situs arkeologi, namun telah menunjukkan indikasi kuat sesuai pengamatan kasat mata tentang keunikan ciri-ciri bentuk dan mitologi tentang kesejarahan batu tersebut sebagai bukti peninggalan peradaban. Dan hal tersebut telah mampu menggetarkan daya nalar serta imajinasi meyakinkan bahwa sesungguhnya telah ada interaksi sosial kehidupan masa lampau yang dimulai dengan bentukan-bentukan komunitas peradaban kehidupan. Kondisi struktur bangunan dan arsitektur fisik yang menggambarkan nilai-nilai artistik dan kemegahan menjadi pemandangan unik dan menarik bagi para pencinta pemerhati wisata yang banyak menghabiskan waktu senggangnya hanya dengan mencari tempat-tempat yang bernilai seni dan indah. Sungguhpun dalam banyak hal masih perlu pengkajian serta penelitian yang cermat tentang kondisi fisik dari bangunan tersebut.

Watumpinodo adalah bangunan seni alami yang tercipta untuk melukiskan penggambaran materil tentang sebuah mitos kehidupan, karena terbukti memiliki inspirasi daya tarik yang membawa fikiran alam khayal pada sudut pandang kegaiban. Hal tersebut menjadi menarik untuk menciptakan suasana romantisme hidup dalam menyongsong perkembangan dunia tentang wisata yang bernilai seni dan sekaligus mencerminkan ketinggian kemasyhuran budaya serta kearifan lokal masyarakat dalam proses peradaban kehidupan masa lalu.

Desa PUU RAU Kecamatan Wawonii Timur Laut sebagai tempat dimana situs Watumpinodo berada ternyata menyimpan banyak potensi wisata yang tergolong unik dan menarik, karena selain Watumpinodo, Tunua dan Tametangki di Desa tersebut memiliki obyek wisata pantai yang tidak kalah menariknya bernama pantai KANDAPUTE, juga terdapat hutan mangrove yang terjaga kelestariannya dan Gua tengkorak BANGKA-BANGKA serta mata air jernih MATA LANDAKA. Dengan seabrek potensi yang dimiliki desa tersebut dapat di proyeksi sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Konawe Kepulauan.

Dalam pengembangan potensi daerah pada sektor wisata Desa Puu Rau melakukan upaya-upaya kerjasama pendampingan dari berbagai pihak, baik Pemerintah, swasta maupun berbagai steckholder yang lain. Khusus pada sektor budaya dan Pariwisata, Desa Puu Rau mendapat pendampingan dari salah satu Organisasi Kreasi yang bernama LEMBAGA SANGGAR KREASI IDE “ WAWONII BERSINAR ”. Organisasi ini sangat intens terhadap pengembangan potensi daerah dalam rangka merangsang minat, bakat dan ide-ide serta gagasan kreatif masyarakat menuju Wawonii yang bersinar dalam berbagai aspek kehidupan untuk kesejahteraan masyarakat Wawonii secara menyeluruh. Telah banyak karya yang dicatatkan oleh Lembaga ini, salah satu diantaranya adalah LOGO atau LAMBANG DAERAH KONAWE KEPULAUAN. 

Prospektifitas potensi wisata di desa Puu Rau memang sangat perlu diapresiasi, karena diantara potensi tersebut banyak memiliki ke khasan budaya yang unik, sehingga nanti desa ini akan mencerminkan sebuah desa yang representatif untuk pengembangan wisata terpadu selain obyek-obyek wisata lainnya yang tersebar diberbagai tempat dan desa yang ada di Kabupaten Konawe Kepulauan.


Puu Rau, 05-05-2016
Amiruddin


Share:

Recent Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *