DERMAGA CINTA
Oleh : Arief Gazali Sidek
Ku mulai jalan ini
mengayuh biduk bersama cahaya rembulan di tengah purnama,
walau diantara buih meniti samudera
dengan semangat yang melambung jauh untuk menggapai harapan,
alangkah kerinduan dengan jiwa yang menepi laut
tak kuasa untuk melangkah sampai tujuan.
Seraya langit mengepul
Dengan awan putih membatasi pandangan
untuk memaknai angkasa oleh cakrawala yang diam,
entah mengapa pula yang membuat kaki ini tak dapat beranjak
membawa iring-iringan duka kelembah ngarai
dengan beban pikiran yang menumpuk khayal
di bawah kolong langit tanpa bintang.
Aku dengan setengah berani
nyali tak sempurna,
hendak mengarungi alam gelap tanpa rembulan.
Walau dimana aku berada hendak menasbihkan hati ini
untuk meraup cahaya,
namun dunia tanpa suara akan memberi isyarat pasti
bahwa perjalanan masih jauh
untuk menambatkan tali
dari ikatan kerinduan yang sedang bergelora.
Jiwa yang pipih mengelus rasa dengan spirit yang tajam,
tanpa harus mengeluh,
meratap dengan impian suci
aku berdoa
untuk mendapatkan berkah di tepi lautan.
Hingga pada saatnya
aku akan menemukan jalan dengan layar terkembang
untuk menggapai harapan di pantai bahagia
pada sebuah dermaga cinta.
Dari pertautan yang huharap
akan terikat pada simpul yang kuat,
kucoba dengan semangat yang berapi-api
namun terjatuh pula kelembah
hingga aku tak kuasa bangkit menemukan jalan baru.
Hiruk pikuk yang ketika jiwa menatap alam hampa
Tanpa apa-apa sebercik cahaya
menatap langit yang luas dan megah
Ku melangkah di tengah gurun pasir hingga kaki terkulai
Dari panas terik yang menyengat basah
Dengan keringat bercucuran mengurai tubuh
Alangkah dengan hati iba
telah kutancap hati ini dengan sangat kuat
Untuk melepaskan duka di atas dermaga
Walau harapan yang ku punya telah hanyut bersama zaman
Raib tanpa bekas
oleh berita kesedihan yang mendera duka
Pada dinding-dinding cakrawala yang berarak senja
Damai yang melukis akan keindahan nuraniku
Berkata untuk meraih kerinduan sang waktu
Yang berjalan menunjuk kehendak atas fatwa alam
Akankah kesedihan ini kulepas begitu saja
Sementara pertautan dari dua sisi kerinduan akan berlabuh
Untuk menetapkan kepastian dari rangkaian cerita
Asmara yang tumbuh di lubuk yang dalam
Dengan kisah-kisah sedih
membawa keharuan yang merundung kelabu
Tak dapat kubayangkan yang seketika perasaan ini terbawa pergi
Mengembara di alam raya tanpa batas
Mengayuh bahtera cinta di tengah badai gurun
Untuk menemukan pelabuhan terakhir
Sampai dengan kaki yang tertatih-tatih ku coba melangkah
Melewati belantara luas tak berujung
Hingga menemukan perintang yang menghalangi jalanku
Namun dengan semangat yang kuat
telah kutancap kan harapan
Menuju titian asa yang menyelimuti jiwa terkembang
Pada samudera alam yang kutuju
Wahai dengan api-api yang membakar semangatku
Untuk melintasi perjalan panjang tak berujung
Tak pelak dengan hamparan derita
diatas tangis menderai bumi
Merintih tanpa ragu, mengguyur basah
Di tengah lembah ke nisbian yang mempertautkan cinta
Untuk menyatakan buah hati yang terpendam
Pada lubuk jiwa yang tersayat oleh duka kerinduan
Hendak berlabuh diatas dermaga cinta
Langara, 18 Maret 2016
WAWONII BERSINAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar