TAPUNO MASEKENO



TAPUNO MASEKENO
( Tanjung Berbahaya )

Toponimi sebuah tempat atau daerah selalu mendasarkan pada inspirasi atau fenomena dari kejadian atau peristiwa yang ada didaerah tersebut untuk menjadi nama atau penyebutan sebuah daerah lazim menjadi tempat atau daerah penghunian. Sebagaimana halnya dengan Tapuno Masekeno atau Tanjung Berbahaya juga memiliki Toponimi yang memiliki cerita atau sejarah tempat yang berhubungan dengan peristiwa atau kondisi alam yang terjadi. Masekeno atau Berbahaya menjadi lazim dinamakan tempat tersebut karena dari dahulu sampai sekarang telah banyak memakan korban, jika musim timur tiba ombak dan gelombang yang menggunung, memecah menghantam pantai bagian timur dari mulai Tanjung Dompo-dompo sampai Lansilowo. Masekeno pas berada ditengah-tengah derasnya gelombang laut yang berhadapan dengan laut banda, sehingga kondisi alam tersebut senantiasa selalu mengancam maut jika ada kapal yang melewati Tanjung Masekeno saat –saat musim timur telah tiba.

Selain dengan kondisi alam yang terkesan berbahaya bagi pelaut, Masekeno juga memiliki cerita lain yang dapat dimaknai berdasarkan sejarah tempat. Dimana MASEKENO atau Tanjung Masekeno merupakan tempat kediaman bangsa jin atau sebuah perkampungan bangsa jin yang hidupnya selalu susah atau kekurangan. Masekeno berasal dari kata Maseke yang berarti selalu berkekurangan atau hidup susah sehingga pada saat dimana mereka sedang mengalami hidup susah terpaksa harus melakukan aksi-aksi brutal dengan mengorbankan setiap orang atau kapal yang melintasi wilayah mereka. Maka tidak jarang terjadi adanya peristiwa kapal tenggelam di antara Tanjung Masekeno dengan Karang TAMETANGKI di desa Dimba yang sekarang tepatnya di Puurau setelah ada pemekaran desa.

Konon dalam sebuah cerita mistik, Masekeno adalah wilayah pertapaan bangsa Jin, sehingga dalam cerita misteri pulau wawonii, fenomena pulau gaib yang sering muncul diantara pulau wawonii dan pulau menui yang orang selalu menyebutnya Wawonii Kopendua atau Wawonii Kedua merupakan penjelmaan dari bukti-bukti nyata bahwa Tapuno Masekeno atau Tanjung Masekeno adalah Bandar Kekuasaan bangsa Jin penghuni Pulau gaib Wawonii atau Wawonii Kedua dengan pelabuhan utamanya Karang Tametangki.  Memang sulit dipercaya kebenaran cerita ini dengan melalui kacamata logika berfikir karena persoalan mistik merupakan dunia abstrak yang memiliki dimensi transendental kegaiban yang memerlukan frekwensi searah tanpa sekat wilayah dunia nyata. Hal ini tentu saja menjadi wilayah kearifan lokal yang  memerlukan perhatian serius terutama dalam perspektif upaya pengembangan dunia wisata dan budaya sebagai salah satu potensi penting yang menjadi kontribusi pendapatan asli daerah di Konawe Kepulauan kedepan.
Salah satu obyek seni budaya yang berkaitan erat dengan Tapuno Masekeno adalah munculnya tarian MOLIHI yang dikenal masyarakat Wawonii sebagai tarian asli suku Wawonii. Tarian ini merupakan tarian para JIN yang menjelma menjadi manusia biasa yang disebut dengan manusia WALI. Tarian ini merupakan tarian pengobatan atau sebuah upacara adat bangsa Jin untuk melepas penyakit kelaut dalam. Upacara ini dilakukan sebagai sesembahan sang dewa bumi atau PUUNSAKARI kepada Dewa langit BATARA ( Penguasa Langit ) sang memberi penyakit agar tidak terjadi bencana yang lebih besar. Sehingga kemudian dilakukan seserahan dengan di iringi tarian Molihi dan Lagu-lagu yang disebut SARE atau lagu pelepasan penyakit. Seserahan dengan upacara khidmat yang dilakukan oleh penduduk bumi kemudian dipersembahkan kepada Sang Dewa Laut yang disebut dengan IMBU atau hantu laut yang telah diserahi kekuasaan untuk wilayah lautan. Upacara tersebut dilakukan di Tapu Masekeno sekarang Desa Noko, sehingga kemudian dalam perkembangannya sampai sekarang orang-orang Noko atau penduduk Noko tak dapat disangkali memiliki ilmu-ilmu pengobatan yang tinggi dari warisan leluhur masa lampau. Desa Noko menjadi tempat lahirnya budaya Tarian MOLIHI menjadi salah satu Tarian penyambutan para tamu atau pembesar yang didahului dengan Tarian PANGARO yang mirip dengan cakalele di Maluku.    
          
Hal ini menjadi penting terutama upaya-upaya pengembangan budaya sebagai salah satu pilar pengembangan wisata didaerah ini. Penelusuran dan penggalian budaya sebagai obyek strategis pengembangan potensi pariwisata daerah menjadi pilar utama yang harus terus dikembangkan, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh tegaknya sistem budaya dan peradaban masyarakatnya. Cerita Tapu Masekeno baru merupakan satu mata rantai dari upaya pengungkapan budaya mistisisme Wawonii sebagai negeri titipan dewa langit, masih sangat banyak kemudian pekerjaan rumah masyarakat terutama Pemerintah Daerah Konawe Kepulauan dalam melakukan upaya-upaya pengembangan budaya melalui pola-pola kemitraan masyarakat. Bidang budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kantor Pariwisata Daerah secara sinergis melakukan upaya pembinaan dengan melibatkan masyarakat dan stekholders khususnya pembentukan sanggar seni dan budaya sebagai wadah yang dapat menghimpun bakat seni dan budaya dari berbagai lapisan. Pemerintah harus mendorong lebih cepat tentang pengembangan seni, budaya dan sastra dengan menyiapkan anggaran yang tepat untuk melestarikan seluruh potensi budaya dan kearifan lokal menjadi sumbu dan perekat tradisi budaya masyarakat sebagai martabat bangsa.


                               Langara, 5 Februari  2016

                           WAWONII BERSINAR
                           Sanggar Kreasi Ide
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *