Sekapur
Sirih
“……..karena
takdir sesuatu yang pasti akan terjadi Allah peruntukkan, entah kapan, dimana
dan kepada siapa “ Jodoh “ itu Tuhan tunjukkan adalah sungguh menjadi
rahasianya, namun itu pasti terjadi “
Menyusun sepuluh
jari di bawah dagu dan hendak meletakkannya di atas dada, seraya menundukkan
kepala sebagai tanda permohonan maaf pada kedua orang tua, sanak keluarga dan
teman-teman semuanya, karena pada hari ini hanya itu yang saya mampu lakukan di
tengah semarak hari bahagia ini.
Aku sadar setelah
semuanya terjadi, hari ini sebuah kemasan suci telah mengantarkan aku pada
sebuah momentum peristiwa sacral yang mengakhiri masa-masa kesendirian yang
selama ini ku alami, walau semua menyisakan pesan duka yang dalam, menyayat
pada dinding-dinding sukma yang perih, karena telah memisahkan telangkai ikatan
hati suci yang kokoh, jiwa yang tulus pada sanubari yang indah dengan kedua
orang tua yang telah melahirkan, membesarkan dan menjadikan aku dewasa hingga
mengantarkan aku bahagia pada hari ini. Sungguh suatu hal yang tak mungkin aku
akan bisa membalas atas semuanya, kecuali dengan mengharapkan atas doa dan
anugerah Allah yang kelak memperutukkannya.
Hari yang
kutunggu itu telah datang, waktu yang kudambakanpun telah tiba, hingga saat
semuanya telah tertumpah ruah pada hari ini. Senyum indah gelak tawa
bahagia, kesedihan hingga tetes air mata
yang meleh dan membasahi pipi, telah membuat hari ini menjadi semarak dengan
suasana indah yang mengharukan buat
kita. Tak ayal dengan waktu yang mengisahkan cinta larut pada persemaian jiwa
di tengah himpitan sanubari seraya berkata :
“ dengan air
kita belajar ketenangan, dengan batu kita belajar ketegaran, dengan tanah kita
belajar kehidupan, dengan hati kita belajar kesabaran dan dengan jiwa kita
belajar keikhlasan “
Bukan dengan
sebab pernikahan kita berpisah, bukan akibat perpisahan kita bercerai berai,
namun dengan pernikahan mengandung hikmah besar untuk menjalin ukhuwah islamiah
yang dalam, merajut tali kasih yang indah serta memupuk rasa kekeluargaan yang
damai dan menyenangkan.
Wahai ibu dan
ayahku, biarkanlah aku pergi memulai jalanku, memenuhi hasratku dan mengejar
impianku dalam bingkai “ rumah tangga bahagia “
Sembah sujud
kupersembahkan segalanya atas doa-doa suci
Dariku “ Anakmu
Tersayang “ Aisyiah.
SEKAPUR SIRIH
BAHAGIA TERASA
KITA SEMUA PADA HARI INI, DITENGAH KHALAYAK DAN SANAK KELUARGA YANG TURUT
MENYAKSIKAN DALAM SEBUAH PERISTIWA SAKRAL YANG SUCI. PERNIKAHAN ADALAH SUNAH
RASUL YANG HENDAK KITA TUNAIKAN SEBAGAI AMANAH HIDUP YANG MULIA.
WAHAI ANAKKU “
AISYIAH “
SUAMI YANG TELAH
MENIKAHIMU TIDAKLAH SEMULIA MUHAMMAD, TIDAKLAH SETAQWA IBRAHIM PUN TIDAK
SETABAH YA,KUB, NAMUN SUAMIMU HANYALAH PRIA AKHIR ZAMAN YANG MEMPUNYAI
CITA-CITA UNTUK MEMBANGUN GENERASI BARU YANG ISLAMI DAN KETURUNAN YANG SHOLEH.
INGATLAH ….PADA
PERNIKAHAN MENGAJARKAN KITA KEWAJIBAN BERSAMA
JIKA SUAMIMU
ADALAH NAKHODA UNTUK MELAYARKAN BAHTERA, MAKA KAU ADALAH NAVIGATORNYA. JIKA
SUAMIMU ADALAH SEBUAH ISTANA YANG INDAH, MAKA KAMU ADALAH PENGHUNINYA DAN JIKA
SUAMIMU ADALAH SEORANG GURU YANG BIJAK, MAKA KAMU ADALAH MURIDNYA YANG PATUH
DAN TAAT.
DAN SEANDAINYA
SUAMIMU LUPA KARENA IA HANYA MANUSIA BIASA, MAKA BERSABARLAH SELALU UNTUK KAMU
SENANTIASA MEMPERINGATINYA.
WAHAI ANAKKU
“…………………………………………… “
ISTRI YANG
HENDAK KAMU NIKAHI, TIDAKLAH SEMULIA KHADIJAH, TIDAK SETAQWA AISYAH PUN TIDAK
SESABAR FATIMAH.
ISTRIMU HANYALAH
WANITA AKHIR ZAMAN YANG PUNYA CITA-CITA UNTUK MENJADI ISTRI YANG BAIK DAN
SHOLEHAH.
INGATLAH……….PERNIKAHAN
MENGAJARKAN KAMU :
JIKA ISTRIMU
MENJADI TANAH YANG SUBUR, MAKA KAMULAH YANG HENDAK MENANAMI DAN MEMELIHARANYA,
JIKA SEANDAINYA ISTRI MU ADALAH TULANG YANG BENGKOK MAKA BERHATI-HATILAH KAMU
HENDAK MELURUSKANNYA. KARENA KAMU SIMBOLITAS ADAM DAN ISTRIMU ADALAH HAWA YANG
KEDUANYA DIKIRIM KEDUNIA UNTUK MENYEMPURNAKAN ATAS KEKURANGAN DI ANTARA KALIAN.
MAKA BINALAH
RUMAH TANGGA KALIAN DENGAN TULUS IKHLAS UNTUK MENGARUNGI GELOMBANG KEHIDUPAN
YANG AMAT DAHSYAT, HINGGA KALIAN DAPAT MENCAPAI PADA PULAU HARAPAN, PANTAI
BAHAGIA DAN KEDARAT SEJAHTERA.