Rembulan Purnama
Oleh :
Arief Gazali Sidek
Wajah indah berseri dengan cahaya yang membias bumi
Sinar terang
yang menatap langit segenap angkasa
laksana rembulan
memberi fatwa pada purnama
untuk
menggapai hari-hari bahagia yang tiba
dari kegelapan
malam yang membisik kebimbangan
Seraya
mahligai kebesaran dengan tahta yang sempurna
Duduk besimpuh
permaisuri diatas singgasana
maha suci bintang dengan gemerlapan cahaya
ditengah
kegelapan malam yang kelam,
walau hati
ini terjerembab kedinginan ditanah datar
oleh
kerinduan yang kian hari menderai jiwa
terhempas
oleh angin semarak dunia
yang membisikkan nafas suara keagungan sang
pencipta.
Betapa haru dimalam yang sunyi sepi
udara
sejuk gemulai hendak membawa senandung doa
alam khayal yang melaju ditengah lautan fantasi
merajut buih yang memutih diarus samudera
walau
sayat-sayat kerinduan mendera
menghanyut
duka menapaki pelangi cintaku
diatas
ketinggian sang waktu.
Alangkah
kegelapan membuat hati ini terenyuh
dengan perasaan yang iba untuk mendapatkan
bahagia,
namun aku harus patuh pada pertautan alam
yang membawa impianku kelaut lepas meraih
cita-cita.
Perlahan jalan ini kutempuh dengan berliku
tanpa harapan,
walau dukaku telah surut bersama waktu kelaut
dalam tanpa bahtera,
tapi aku yakin biduk menampik rasa har darigelombang
jiwa
meratap kepedihan disinggasana cinta yang
abadi.
Rembulan
Purnama........
Ketika cahayamu
mengelus indah diselaku,
Mengantarkan pesan, menggetarkan keyakinan
untuk kembali
menjejaki harapan,
mengais kerinduan
diantara bintang-bintang dilangit yang cerah,
penuh
indah gemerlapan yang membimbing jiwa ini
untuk
berkata sejujurnya pada nuraniku sendiri.
Andai....jembataan asa membawa hasratku
untuk mengantarkan juwitaku dalam penantian
yang abadi ?
Tak pelak
dengan kata-kata seindah puisi, menggenggam romantika
Lantunan suara-suara merdu yang menanti syahdu
Dari Lambaian
kasih diantara bidadari di balik angkasa,
kembali menyibak mutiara yang terpendam
pada garis-garis bujur panorama alam,
menetapkan janji-janji harapan
lembah
anugerah dari ngarai keutuhan yang suci
dipadang
megah suara agung tertancap kukuh bagai menara
Walau aku harus tunduk pada perintah gaib
yang
memberi isyarat atas kesederhanaan sikapku
dari
bingkai nusa dalam kesatuan amanah
Kurela
menjalani derita hingga kepuncak kearifan
yang Tuhan
tetapkan pada kodrat yang abadi
pada
dinding-dinding indah purnama
dialam
raya yang penuh bintang berserakan.
Rembulan
Purnama
Cahayamu
adalah jiwaku, sinarmu adalah semangatku
Kumulai
menatapmu, untuk mencerah jalanku
Kau
selangit kerinduan yang ingin kugapai
Demi.....
pada cahayamu
yang
membimbing hasratku kemari tanpa penghalang
anugerahkan
ketulusan dalam jiwa ini
untuk
menatap bahagia
dibawah
cahaya rembulan purnama
Langara,
20 April 2016
WAWONII
BERSINAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar