TAMBATAN KASIH KU
Oleh : Haikal Primawangsa Taslim
Laut menghampar biru yang seakan
memberi nuansa keharuan untuk melangkah dengan senyum menawan mencari jejak-jejak
harapan,dari kaki-kaki langit penuh bintang gemerlap membahana menerangi seluruh alam seraya suara gemuruh dari balik angkasa menggema hendak berkata pada sang
penghamba “ Adakah sebongkah batu di alam ini untuk mengikat seutas tali kerinduan yang selalu menghantuiku “?, walau hanya sekedar mempersembahkan jiwa yang
sedang bersimpuh pada sebuah titian pertautan cinta ditengah belantara duka.
Oleh kemilau yang mencerah kearifan,
memberi warna dan membangkitkan semangat untuk memaknai hidup dalam sebuah cakrawala
yang diam. Alangkah indahnya cinta yang
menghias jiwaku untuk menatap lebih lama tentang keindahan, dari pertautan sukma berjalan menempuh asmara
melewati titian waktu untuk menemukan
tempat berlabuh di taman hati sang kekasih. Dengan keyakinan yang utuh melihat
kelembutan yang tersingkap pada sikap –sikap kepribadian yang rendah, mencerminkan ketulusan dari
permata jiwa yang tumbuh pada nuraniku, seyogyanya memberi kesantunan agar
hidupku tegak berdiri menjunjung ketulusan yang hendak mengokohkan prinsip terpendam
dalam ragaku.
Angin yang berhembus basah, di pagi
yang menghidupkan suasana bersemi dengan liku-liku khayal yang melambung jauh,
terasa kehalusan dari suara-suara menggema dialam raya, membawa berita gembira
dengan sayup-sayup kemegahan, hingga jiwa ini tertanam pada lubuk-lubuk
kecintaan sang bidadari awan yang muncul pada lembah ngarai sukmaku. Namun
mendung kelabu telah memberi isyarat bahwa hatiku gegabah untuk menyatakan naif
kerinduan yang menerpa hingga semangat untuk menggapai cinta, rebah di bumi
tempat aku berpijak untuk menatap harapan.
Sungguh semangat yang tegar telah mulai
lesu dengan sosok raga yang berdiri tanpa jiwa, aur yang menetapkan keyakinan dengan suara seruling yang menggaung
dunia milikku, tak pantas untuk aku tertunduk pilu pada lembah datar tak
bersemangat. Karena didepan mataku terbentang asa yang melukiskan kebahagiaan yang
akan kurajut dengan benang-benang sejati milik sang pendewa asmara.
Wahai dewa pencipta ketulusan yang
melintasi jagad raya, dengarkanlah rintihan jiwa ini, kelak yang akan
kupersembahkan selamanya buat tambatan kasihku. Mimpi-mimpi indah yang tercipta
dalam imajinasi cintaku, hendak mengurai segenap keyakinan untuk mengisahkan
rasa kesedihan yang terpendam lama dalam dinding-dinding kalbuku. Dengan jerih perlahan,
nafas yang beranjak dari peraduan jiwa melepas janji ikatan kesucian untuk
memulai jalannya dengan ratap-ratap kepedihan, walau anugerah yang indah menancap
pada nalar untuk menguatkan keyakinan agar raga ini tegak berdiri kokoh dengan
sempurna.
Griya kemegahan yang membawa hasratku
untuk menyatakan keagungan yang tinggi, melukiskan kemasyhuran untuk
menggenapkan segenap dunia ini menjadi mahligai yang indah dalam pertapaan
kecintaan yang abadi. Dan sejatinya buah anugerah dari kedamaian jiwaku telah
tercipta, memberi tempat yang tulus bagi sang kekasih untuk meletakan impian
tahta harapan bagi pendewa keagungan cinta menuju titian kalbu, Tambatan
Kasihku bersamamu.
Langara, 7 April 2016
WAWONII BERSINAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar