SETANGKAI CEMARA YANG PATAH



SETANGKAI CEMARA
YANG PATAH

Oleh  : Karmila Mahmud

Sehelai senyum merekah ketika di malam hari, telah membawa impianku  perlahan  menatap rembulan purnama. Namun seuntai jiwa yang mengelus rinduku terbang membahana mendekap kesunyian malam, hingga dalam tidurku terbayang mimpi-mimpi indah oleh sekejap angin berlalu, menghembus kelembutan untuk menanti mu di ujung penantian batas akhir perjalanan hasratku. Sungguh dengan malam yang terpisah oleh laut, rasa dingin yang menyelimuti jiwaku seakan berkata pada kasih dan cintaku, betapa kerinduan di balik nestapa membelai asmara yang jauh diseberang sana, walau akhirnya hatiku tetap menanti kedatanganmu untuk menghangatkan ragaku dari rasa kerinduan yang telah lama terpisah oleh lamunan sang waktu.
Semangat yang mengenang sebuah keyakinan untuk lebih lama bertahan, menandai jiwaku agar kau bisa mengerti bahwa hatiku telah lama merana dalam lubuk-lubuk kerinduan yang kadang memaksaku untuk harus mendengar suaramu. Kutelusuri jalanku dengan sekeping cinta yang bertahta, kupuja kasih sayang dengan selangit harapan untuk mengenang mu selalu. Detak jantungku berdebar melukis ingatan keharuan yang menggema atas jiwaku, entah apa yang terjadi namun sebuah kekhawatiran menyentak nyali untuk mengenang dirimu yang berada jauh disana tanpa aku disisimu.
Walau aku tidak mengerti, mengapa keyakinanku mencetus api cemburu karena perasaan yang telah lama terbebani dengan kerinduan. Sungguh sebuah rasa yang padat untuk menggenggam juwitamu seakan tidak mau melepasmu pergi, walau akupun menyadari bahwa kepergianmu adalah cahaya untuk mendapatkan pencerahan dari sebuah kegelapan yang selama ini  membuat buram pada pandanganku. Aku tidak ingin terlepas dari sentuhan-sentuhan nuranimu hingga aku bangkit dari mencari jalan yang terang untuk mewujudkan segala impianku, sampai hingar bingar cahaya pelita  mengantarkan hasrat ku untuk kembali bersamamu.
Tuhan...! sesungguhnya aku tak kuasa lagi untuk menerima ini semua sebagai cobaanmu, namun aku tak cukup memiliki kekuatan untuk beranjak dari meraup romantika yang melilit diriku. Laut yang dalam untuk melintasi tanah seberang, ombak dan gelombang yang menggoyang hingga kepalaku pening, rasanya tak mampu bertahan untuk selalu beriring besamamu. Biarkanlah aku tinggal mengidap perasaan ini sampai bahtera melaju kebatas haluan yang kutuju, demi merajut keyakinan untuk segera merapat pada dermaga cinta yang kita bangun bersama.  
Memang, amat jauh terasa sebuah perjalanan yang membuat kita hingga sampai ketujuan dan walau apa yang kuterima dalam penantian hasratku untuk selalu berkumpul bersamamu adalah keniscayaan yang harus pula kuterima. Kau pergi untuk mengejar harapan abadi, kau pergi menelusuri cahaya dan cita-cita. Sekalipun aku rela dan pasrah pada keadaan yang Tuhan beri sebagai kodratku, namun kau harus mengenang diriku yang tabah menantimu hingga batas penantian sang waktu demi mempertahankan cinta kita.
Aku terengus dengan suara desiran angin yang menghempas ranting cemara yang patah, dedaunan kering berguguran hingga tersasak rapi ketanah yang basah. Sebuah pertanda yang mungkin Tuhan sedang menasbihkan kesabaran, dari diri orang-orang yang taat menghamba, aku terima itu semua atas ujian yang Tuhan persembahkan walaupun derita yang menyayat perasaanku  sungguh  sangat memberatkan diriku. Demi jiwaku yang menatap langit untuk membuka tangan ini, menadahkan doa-doa munajat agar terlepas dari beban tanggung jawab yang kupikul dengan sebuah pengorbanan yang tulus untukmu. Asal kamu tahu bahwa tiada malam tanpa aku lepas dari mengurusi semuanya, sementara kau sendiri tenang bersantai tanpa beban apa-apa kecuali hanya menunaikan tugan dan pekerjaan mu setiap harinya.
Wahai Tuhan...dengarlah rintihanku, lihatlah suara hatiku dari lubuk sukmaku yang dalam. Jika benar kata-kataku ini, maka atas hakmu memberi tiupan kesadaran pada hambamu agar beban ini mudah terlupakan.  
Oleh angin yang berhembus kencang hingga ranting cemara yang patah, apakah ini sebuah alamat yang kelak Allah perlihatkan ?, bahwa betapa ketulusan pada jiwaku akan Allah beri hikmah yang besar untuk kemaslahatan hidupku ? Allah maha tahu, apa-apa sesungguhnya yang ada di balik alam ini sebagai ciptaannya.       
Aku akan selalu berdoa agar kau dapat beroleh berkah dan rezeki yang banyak, hingga hidup kita nanti menjadi bahagia untuk selamanya. Seuntai harapan selembut mesra dari iring-iringan doaku akan selalu menyertaimu, seraya memohon kepada yang kuasa agar kita mendapat naungan dan perlindungan hingga kelak dalam perjalanan cinta dan kasih kita abadi selamanya.
Walau seberat rindu bersemayam pada jiwaku, namun aku tabah menantimu hingga bahtera kesejukan dapat membawa kita pada puncak kejayaan, yang disana terpancar sinar keagungan untuk mendapatkan cinta suci dan abadi.
Ditanah datar yang Tuhan cipta, kumohon angin segar dari tanah seberang, semoga engkau kembali dengan perasaan bahagia seindah purnama yang kau persembahkan untukku. Disisimu aku berharap selalu dengan doa-doa bersamamu.
Salam kekal untukmu............ kasihku

Kambut, 10 April 2016
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *