Angin Barat Mengancam Utara

ANGIN BARAT MENGANCAM UTARA
Oleh : Milga Deisyarika


Oleh peraduan sang waktu
Yang menunjuk titik hembus arah mata angin
Di alur lintasan tempat berlabuh
Sebuah dermaga indah
Tempat mengikat simpul tali yang utuh
Bagi kapal temberang biru
Yang siap berlayar menuju pulau harapan

Suasana damai di laut yang teduh
Terasa awan berseri menghias tepi langit
Rangkaian pertautan keindahan pantai
Untuk bersama mewujudkan impian
Di tengah semarak tanah yang asri

Pantai utara yang sejuk menawan
Tanpa terasa hingga laut beriak
Dengan ombak memutih membujur samudera
Dari bias yang dalam mulai menghempas
Arus gelombang memecah pantai

Angin barat berhembus kencang
Menembusi dinding-dinding batas cakrawala
Meliuk indah dan menari diatas peraduan
Untuk menelusuri jalan buntu
Tempat berlayar
Di negeri bebas tanpa aral dan badai
 
Walau pagi-pagi buta tanpa cahaya
Fajar yang gelap tanpa bintang
Kapal melaju dengan temberang yang putus
Namun dengan semangat yang tinggi
Menggapai bahagia ditengah samudera
Hingga sampai kedarat sejahtera

Gendang bertabuh dengan suara gemuruh
yang menyentak bumi
suara pekikan menyambut kemenangan
mengarak panji-panji keagungan
yang berkibar kemegahan
di antara waktu menyeruak angkasa
 
Wahai dengan tinta-tinta emas mengukir langit
rona senja yang memerah di ufuk
awan putih berjalan perlahan
melaju tanpa henti oleh angin barat
yang menerpa lebih lama mengancam utara
dalam perjalanan sang waktu
di tengah badai gurun yang meniup kencang

di kaki bukit yang terjal
menatap jurang dan lembah
menelusuri sebuah titian panjang
dengan kaki melangkah tertatih-tatih
deru suara gemuruh alam memberi sinyal
tanda akan datangnya kepastian
dari berita yang memberi anugerah
untuk semua yang patuh pada fatwa alam

Namun kita harus waspada pada bencana
Kuatkan jiwa minta permohonan
Yang kuasa pasti tahu
Dalam perjalanan yang tulus dan mulia

Kendari, 20 Maret 2016
BINTANG KECIL
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *