Daerah otonomi Kabupaten Konawe Kepulauan yang diperoleh berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 adalah anugerah tertinggi dari hasil yang telah dicapai oleh seluruh masyarakat Wawonii melalui perjuangan panjang selama 6 Tahun 3 bulan 12 Hari. Perjuangan yang menguras energi dan sangat melelahkan itu akan mengantarkan kepada sebuah pencapaian cita-cita masyarakat Wawonii untuk melepaskan diri dari belenggu keterbelakangan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dapat dipahami dari pikiran setiap kepala orang Wawonii terkait belenggu keterbelakangan sosial ekonomi dan budaya bahwa masyarakat Wawonii belum memiliki kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi sendiri sementara itu pulau Wawonii memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar yang jika dikelola dengan baik tentu akan memberi kesejahteraan hidup bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kemudian dengan kondisi masyarakat yang sejahtera akan merobah tatanan peradaban masyarakat Wawonii antara lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar baik sandang, pangan maupun papan serta kelayakan dalam memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Menyadari akan hal itu tentu saja menjadi perhatian besar dan prioritas pimpinan daerah Kabupaten Konawe Kepulauan dalam rangka menyusun format kerangka acuan program dalam membangun Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai daerah otonomi baru yang dihadapkan pada berbagai dimensi persoalan, terutama kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam sebagai bazis potensi pembangunan daerah. Sinergisitas antara pengembangan sumber daya manusia sebagai penggerak dinamika pembangunan disatu sisi dan langkah-langkah kongkrit kebijakan untuk mengeksplor sumber daya alam yang tersedia sebagai sumber daya ekonomi pembiayaan pembangunan di sisi yang lainnya, merupakan dua sisi ibarat mata uang yang dua-duanya sangat vital dan menentukan dalam rangka pengelolaan sumber daya pembangunan menuju perwujudan cita-cita masyarakat dan daerah yakni kemandirian terhadap belenggu keterbelakangan sesuai visi kepemimpinan daerah.
Berbagai strategi dan pendekatan tentu dapat dilakukan dalam upaya kearah itu, salah satu strategi prioritas yang harus dilakukan adalah Lintas pembangunan kawasan berbasis rantai ekonomi masyarakat. Hal itu tentu merupakan upaya pendekatan sosial ekonomi yang memiliki tujuan dan urgensi penting untuk menempatkan manusia sebagai komponen yang memiliki martabat dalam dimensi kesejahteraan.
Untuk menjamin tata peradaban masyarakat dalam transformasi budaya, kesejahteraan menjadi unsur yang memegang peranan penting, karena gerak dinamika perubahan dalam sebuah sistem sosial ternyata nilai-nilai ekonomi menjadi tolok ukur yang fantastik untuk menentukan gerak dinamika pembangunan masyarakat sebagai perubahan sosial. Hal ini tentu saja menjadi poin penting dalam memenuhi agenda-agenda pembangunan sosial masyarakat Wawonii menuju cita-cita semesta yakni mewujudkan lingkaran hati emas. Upaya kebijakan ekonomi lingkar kawasan oleh Pemerintah Daerah Konawe Kepulauan yang akan dituangkan dalam garis-garis kebijakan daerah merupakan strategi kebijakan yang memberi atensi pada peningkatan martabat sosial masyarakat Wawonii yang selama ini terkesan bukan hanya terbelenggu dan keterbelakangan tetapi lebih jauh masyarakat Wawonii telah mengalami marginalisasi, ketertindasan serta keterjajahan ekonomi dan sosial budaya.
Dalam pandangan filsafat sosial bahwa nilai manusia tergantung pada keberdayaan masyarakat dalam sebuah interaksi sosial dimana manusia memiliki martabat, harga diri, bebas dari keterkungkungan atau isolasi akses hidup yang bernilai ekonomi sosial. Oleh karena itu kesejahteraan ekonomi merupakan mainset perubahan sosial menuju upaya mewujudkan tata peradaban masyarakat dunia baru yang dicita-citakan bersama.
Masyarakat Wawonii sebagai pemilik sah budaya dan peradaban leluhur sepatutnya menjadi obyek pengembangan sendi-sendi spritualitas dan kulturalisme empirik tata nilai, sehingga seyogyanya masyarakat memiliki nilai-nilai martabat sebagai entitas sosial yang menentukan terhadap identitas jati diri dan bangsa. Maka untuk tegaknya perdaban masyarakat budaya menjadi pilar utama yang harus menjadi prioritas dalam pembangunan karakter bangsa. Masyarakat Wawonii adalah masyarakat heterogen pluralisme lokal yang menggambarkan kebinekaan berbagai suku dan berdiam menetap tersebar di tujuh kecamatan di pulau Wawonii. Untuk mengangkat harkat dan martabat terutama menyangkut kebutuhan dasar masyarakat dan akses mobilitas transportasi, jalan lingkar dan kelistrikan menjadi issu penting yang harus di prioritaskan terutama di wilayah Wawonii Selatan dan Tenggara. Kedua hal tersebut menjadi pemandangan kurang menarik yang selalu disuarakan masyarakat ketika berbicara soal peradaban. Masyarakat menjadi tidak elok dan santun dan bahkan mencibir kalau ketika berbicara tentang pembangunan wawonii, sementara jalan lingkar yang menjadi dambaan setiap orang masih saja menjadi persoalan. Namun demikian Pemerintah daerah telah menjadikan program jalan lingkar dan kelistrikan sebagai bagian pendekatan strategi yang harus dan segera di laksanakan.
Hal-hal menarik yang lain tentu masih sangat banyak menjadi perhatian Pemerintah daerah ini, namun harus disadari pula bahwa berbicara pembangunan itu sifatnya bertahap dan berkelanjutan. Visi misi program lima tahunan akan menjadi kerangka acuan pembangunan untuk menentukan arah, tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai sehingga kemudian issu strategis penting akan menjadi muatan program kegiatan dalam rangka menciptakan kondisi masyarakat menuju tatanan peradaban dengan nilai-nilai budaya yang beragam.
Menyadari akan hal itu tentu saja menjadi perhatian besar dan prioritas pimpinan daerah Kabupaten Konawe Kepulauan dalam rangka menyusun format kerangka acuan program dalam membangun Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai daerah otonomi baru yang dihadapkan pada berbagai dimensi persoalan, terutama kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam sebagai bazis potensi pembangunan daerah. Sinergisitas antara pengembangan sumber daya manusia sebagai penggerak dinamika pembangunan disatu sisi dan langkah-langkah kongkrit kebijakan untuk mengeksplor sumber daya alam yang tersedia sebagai sumber daya ekonomi pembiayaan pembangunan di sisi yang lainnya, merupakan dua sisi ibarat mata uang yang dua-duanya sangat vital dan menentukan dalam rangka pengelolaan sumber daya pembangunan menuju perwujudan cita-cita masyarakat dan daerah yakni kemandirian terhadap belenggu keterbelakangan sesuai visi kepemimpinan daerah.
Berbagai strategi dan pendekatan tentu dapat dilakukan dalam upaya kearah itu, salah satu strategi prioritas yang harus dilakukan adalah Lintas pembangunan kawasan berbasis rantai ekonomi masyarakat. Hal itu tentu merupakan upaya pendekatan sosial ekonomi yang memiliki tujuan dan urgensi penting untuk menempatkan manusia sebagai komponen yang memiliki martabat dalam dimensi kesejahteraan.
Untuk menjamin tata peradaban masyarakat dalam transformasi budaya, kesejahteraan menjadi unsur yang memegang peranan penting, karena gerak dinamika perubahan dalam sebuah sistem sosial ternyata nilai-nilai ekonomi menjadi tolok ukur yang fantastik untuk menentukan gerak dinamika pembangunan masyarakat sebagai perubahan sosial. Hal ini tentu saja menjadi poin penting dalam memenuhi agenda-agenda pembangunan sosial masyarakat Wawonii menuju cita-cita semesta yakni mewujudkan lingkaran hati emas. Upaya kebijakan ekonomi lingkar kawasan oleh Pemerintah Daerah Konawe Kepulauan yang akan dituangkan dalam garis-garis kebijakan daerah merupakan strategi kebijakan yang memberi atensi pada peningkatan martabat sosial masyarakat Wawonii yang selama ini terkesan bukan hanya terbelenggu dan keterbelakangan tetapi lebih jauh masyarakat Wawonii telah mengalami marginalisasi, ketertindasan serta keterjajahan ekonomi dan sosial budaya.
Dalam pandangan filsafat sosial bahwa nilai manusia tergantung pada keberdayaan masyarakat dalam sebuah interaksi sosial dimana manusia memiliki martabat, harga diri, bebas dari keterkungkungan atau isolasi akses hidup yang bernilai ekonomi sosial. Oleh karena itu kesejahteraan ekonomi merupakan mainset perubahan sosial menuju upaya mewujudkan tata peradaban masyarakat dunia baru yang dicita-citakan bersama.
Masyarakat Wawonii sebagai pemilik sah budaya dan peradaban leluhur sepatutnya menjadi obyek pengembangan sendi-sendi spritualitas dan kulturalisme empirik tata nilai, sehingga seyogyanya masyarakat memiliki nilai-nilai martabat sebagai entitas sosial yang menentukan terhadap identitas jati diri dan bangsa. Maka untuk tegaknya perdaban masyarakat budaya menjadi pilar utama yang harus menjadi prioritas dalam pembangunan karakter bangsa. Masyarakat Wawonii adalah masyarakat heterogen pluralisme lokal yang menggambarkan kebinekaan berbagai suku dan berdiam menetap tersebar di tujuh kecamatan di pulau Wawonii. Untuk mengangkat harkat dan martabat terutama menyangkut kebutuhan dasar masyarakat dan akses mobilitas transportasi, jalan lingkar dan kelistrikan menjadi issu penting yang harus di prioritaskan terutama di wilayah Wawonii Selatan dan Tenggara. Kedua hal tersebut menjadi pemandangan kurang menarik yang selalu disuarakan masyarakat ketika berbicara soal peradaban. Masyarakat menjadi tidak elok dan santun dan bahkan mencibir kalau ketika berbicara tentang pembangunan wawonii, sementara jalan lingkar yang menjadi dambaan setiap orang masih saja menjadi persoalan. Namun demikian Pemerintah daerah telah menjadikan program jalan lingkar dan kelistrikan sebagai bagian pendekatan strategi yang harus dan segera di laksanakan.
Hal-hal menarik yang lain tentu masih sangat banyak menjadi perhatian Pemerintah daerah ini, namun harus disadari pula bahwa berbicara pembangunan itu sifatnya bertahap dan berkelanjutan. Visi misi program lima tahunan akan menjadi kerangka acuan pembangunan untuk menentukan arah, tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai sehingga kemudian issu strategis penting akan menjadi muatan program kegiatan dalam rangka menciptakan kondisi masyarakat menuju tatanan peradaban dengan nilai-nilai budaya yang beragam.
Langara, 5 Februari 2016
WAWONII BERSINAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar