• Menelusuri jejak Menguak Rahasia Mutiara Pulau Wawonii

    Rona senja yang merarak langit di ufuk barat, ketika itu bola matahari yang terlihat sangat jelas. sinar yang semakin redup berwarna maron, hendak berjalan semu perlahan masuk kedalam peraduannya.

  • Dermaga Cinta

    Ku mulai jalan ini mengayuh biduk bersama cahaya rembulan di tengah purnama, walau diantara buih meniti samudera dengan semangat yang melambung jauh untuk menggapai harapan, alangkah kerinduan dengan jiwa yang menepi laut tak kuasa untuk melangkah sampai tujuan.

  • SEKAPUR SIRIH ( PESAN PERKAWINAN )

    Karena takdir sesuatu yang pasti akan terjadi Allah peruntukkan, entah kapan, dimana dan kepada siapa “ Jodoh “ itu Tuhan tunjukkan adalah sungguh menjadi rahasianya, namun itu pasti terjadi “

  • TAPUNO MASEKENO

    Toponimi sebuah tempat atau daerah selalu mendasarkan pada inspirasi atau fenomena dari kejadian atau peristiwa yang ada didaerah tersebut untuk menjadi nama atau penyebutan sebuah daerah lazim menjadi tempat atau daerah penghunian.

  • Membangun Pariwisata Konawe Kepulauan Berbasis Budaya

    Salah satu potensi yang sangat menjanjikan dalam rangka upaya menggali sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah di Kabupaten Konawe Kepulauan adalah sektor pariwisata.

NUSANTARA MENANGIS



NUSANTARA MENANGIS
Oleh : Arief Gazali Sidek


Asap mengepul memenuhi angkasa
Hingga menutupi alur-alur penerbangan,
negeri tetangga terganggu dan melakukan komplin.
gunung meletus mengelurakan lahar panas dari perut bumi.
Dedaunan kering kerontang
  dengan pohon-pohon besar hangus terbakar,
akibat perambah hutan tanpa peduli membuka lahan baru
banjir bandang terjadi dan menghanyutkan warga
topan badai dan cuaca buruk mengacak-acak negeri ini
 konflik komunal, pertikaian antar etnis dan terorisme
muncul dimana-mana tak terelakkan
demonstrasi , parade kepentingan mengganggu
 para penguasa negeri ini bertengkar terus tiada habisnya
Para pengamat berdebat ,silang pendapat terjadi disemua strata
kaum cendekia diam, ulama takut salah
hingga rakyat jelata berteriak kebingungan
banyak diantara mereka meneteskan air mata dan rebah
dikolong jembatan dengan perut kelaparan.
Penggusuran warga terus terjadi tanpa kemanusiaan
Negeri tak terurus, narkoba merajalela,
para koruptor menggilas uang rakyat
hingga negeri ini tak berdaya.

Nusantara merintih .....!

Tapi apakah kita membiarkan negeri ini hanyut tanpa arah,
Hanyut tanpa optimisme, harapan dan cita-cita
surut kelaut lepas tanpa peduli
 hingga segenap anak-anak bangsa merintih kesakitan.
Masih adakah nurani yang tersimpan dihati kita
untuk sekedar mengingat kesadaran ?
atau apakah kita tak mampu menerima pesan Founding Fathers kita
generasi pendahulu dari para pendiri bangsa ini ?
untuk melanjutkan cita-cita mereka, cita-cita bangsa ini
demi kesejahteraan yang berkeadilan

Bung Karno pasti marah,
Bung Hatta, Bung Syahrir dan semua yang telah gugur
 sebagai syuhada bangsa ini.
Ruh mereka terluka dan merintih kesakitan di alam kubur,
nyawa mereka meringis tersayat duka di alam barzaq
 ketika mereka  menyaksikan para penguasa negeri
yang hari ini mengurus negara semena-mena
mempertontonkan drama dan atraksi kebiadaban
tanpa moral,tanpa etika dan tanpa budaya
yang bisa diteladani kaum madani , kaum marhaenis yang melata
untuk mengharapkan uluran tangan para pengurus negara
belas kasihan dari para elit bangsa ini

nusantara terbentang luas dan makmur
tapi mengapa rakyat masih banyak yang miskin dan menderita
mengapa,.....!
dan mengapa ini semua terjadi dinegeri kita yang subur
dinegeri yang kaya akan potensi sumber daya alam
negeri untaian zamrud belahan khatulistiwa

 negeri tak ini henti-hentinya dirundung malang
musibah datang silih berganti
walau kita tak harus berhenti berdoa
kita panjatkan doa-doa munajat untuk keselamatan
naungan dan perlindungan buat negeri ini
negeri yang satu, tempat dimana kita hidup
yakni Nusantara Indonesia


Nusantara Menjerit....!

Dari ujung barat sampai ketimur dari utara hingga keselatan
Nusantara utuh dalam satu kesatuan
Bulat dalam jiwa Indonesia
Tapi mengapa mulai tercabik-cabik oleh ancaman asing
Pulau demi pulau kecil terlepas, sepadan dan ligitan
Apakah kita tak punya ideologi yang kuat
Apakah kita tidak punya falsafah yang kokoh dan mengikat
Dimana Pancasila
Dimana dasar negara sebagai jiwa bangsa
Ataukah kita tidak lagi memiliki kepribadian bangsa
Adat, tradisi, budaya dan peradaban ?
Sementara kita adalah bangsa besar
Bangsa yang memiliki kemapanan budaya
Kultur kearifan lokal yang beragam
Dari para leluhur, tertanam berabad-abad lamanya 
Tumbuh, berkembang di bumi nusantara


Nusantara Menangis......... !

Masalah bangsa semakin menjamur, tumbuh dan beringas
Para penegak hukum yang seharusnya menjadi pilar
Gigih sebagai kekuatan dan pertahanan negara
Justru menggorogoti, mengisi kantung sendiri
Mudah terkena suap dan berjuang memperkaya diri

Para representase rakyat di Parlemen, eksekutif Birokrasi,  maupun
Kaum pengembang, pemilik modal besar
Berjamaah mencari jalan, membuat persekongkolan
Hingga negara merugi, bangsa ini bangkrut
Dan tanpa sadar  bahwa semua yang dikorup adalah milik rakyat
hak bagi rakyat jelata miskin papah
hak para anak yatim dan janda-janda tua tak berdaya
tapi mengapa kita harus merampasnya hak itu
apakah kita tak punya nurani lagi

dengan dalih demokrasi, mendapat legitimasi oleh rakyat
walau itu hukum rimba menggusur sesama
mengandalkan isi tas bukan kwalitas
semena-mena kewenangan bisa dilakukan  
menggusur sesama demi kepentingan
hingga canibalisme sosial terjadi

Demi Nusantara,..... Kita tegakkan negeri ini, kita pertahankan
Dan kita basmi virus sosial yang menggerogoti bangsa ini
Agar kita bisa dan maju terus
Mewujudkan harapan dan cita-cita para founding fathers
Yakni menuju kesejahteraan sosial yang berkeadilan
Share:

DELIMA MEREKAH



Delima Merekah
Oleh : Arief Gazali Sidek


Dari ujung kampung tua,
ku menatap warna-warna indah kemilau
 merangsang getaran-getaran khayal
dari sebuah imajinasi cintaku yang dalam.
Adakah sebuah keindahan yang menyemat kerinduan dalam benakku,
 tatkala semuanya mulai buyar berserakan
menyentuh mimpi-mimpi keresahan yang kualami.

 Menatap bulan dipagi buta tanpa cahaya,
 walau itu adalah isyarat kemalangan
yang nanti kutemui dalam hidupku,
tetapi dayang-dayang indah diperkasa kemegahan
turut berdendang santai hingga kemulai membangkitkan harapan
 diujung penantianku.

Berjajar indah ditaman firdausmu,
 sekuntum bunga dengan wangi kerinduan yang semerbak
untuk aku mengenang jiwamu.
Buah –buah bergantungan bagai bongkah berlian yang tersasak rapi
di batang-batang megah pohon yang indah,
membawa alam pikiranku untuk selalu mengenang dikau.
 Engkau bagai delima merekah yang selalu memberi semangat kecintaan, engkau laksana mutiara ditaman sari lautan hidupku
dan engkau  adalah cahaya langitku
 untuk merubah imajinasi khayal fatamorgana
yang menggetarkan nalarku.
Kuharap indah cahayamu datang membawa spirit atas jalanku,
 dilangit biru angkasa awan putih berjalan perlahan.
 Maha suci kemegahan mengantarkan hatiku
 untuk tunduk pada pesan-pesan abadi keindahan dialam raya,
 hingga aku berbicara pada bintang berkedip, entah dimana cintaku yang hilang
dalam pengembaraan asmara kasih diujung bumi penantian tanpa batas.

Disana kuberharap kau berada
untuk memegang tali-tali kerinduan agar aku tidak terlepas dari ikatan hatimu untuk selalu bersamamu.
Walau semua mesti kualami tanpa terelakkan,namun yang kuasa telah menetapkan agar kau sesungguhnya
dapat menyelamatkan jiwaku dalam pengembaraan
untuk menemukan cintaku yang hilang.

Kini kutemukan mutiara hatiku
Ketika bersamamu ditapak-tapak perjalanan
Hingga aku mampu bangkit meraih semangatku kembali
Kau adalah matahari hidupku
Kau adalah nyawa yang memberi nafas kecintaan
Untuk kumulai jalan ini, kutatap awan megah hingga menyurut bayangan melintasi kehangatan untuk berbagi rindu bersamamu

aku bangkit berjalan hingga didermaga cinta
oleh segenap harapan tanpa noda,terimalah persembahan untuk mu selalu, ditaman hatimu kugapai bahagia dengan semangat yang membumbung tinggi,
akan kudapati spirit jalanku kembali dengan DELIMA YANG MEREKAH


Langara, 20  April  2016

WAWONII BERSINAR
Share:

REMBULAN PURNAMA



Rembulan Purnama
Oleh  :  Arief Gazali Sidek

Wajah indah berseri dengan cahaya yang membias bumi
Sinar terang yang menatap langit segenap angkasa
laksana rembulan memberi fatwa pada purnama
untuk menggapai hari-hari bahagia yang tiba
dari kegelapan malam yang membisik kebimbangan
  
Seraya mahligai kebesaran dengan tahta yang sempurna
Duduk besimpuh permaisuri diatas singgasana
 maha suci bintang dengan gemerlapan cahaya
ditengah kegelapan malam yang kelam,

walau hati ini terjerembab kedinginan ditanah datar
oleh kerinduan yang kian hari menderai jiwa
terhempas oleh angin semarak dunia
 yang membisikkan nafas suara keagungan sang pencipta.

 Betapa haru dimalam yang sunyi sepi
  udara sejuk gemulai hendak membawa senandung doa
 alam khayal yang melaju ditengah lautan fantasi
 merajut buih yang memutih diarus samudera
walau sayat-sayat kerinduan mendera
menghanyut duka menapaki pelangi cintaku
diatas ketinggian sang waktu.  

Alangkah kegelapan membuat hati ini terenyuh
 dengan perasaan yang iba untuk mendapatkan bahagia,
 namun aku harus patuh pada pertautan alam
 yang membawa impianku kelaut lepas meraih cita-cita.

 Perlahan jalan ini kutempuh dengan berliku tanpa harapan,
 walau dukaku telah surut bersama waktu kelaut dalam tanpa bahtera,
 tapi aku yakin biduk menampik rasa har darigelombang jiwa
 meratap kepedihan disinggasana cinta yang abadi.


Rembulan Purnama........
Ketika cahayamu  mengelus indah diselaku,
 Mengantarkan pesan, menggetarkan keyakinan untuk kembali
menjejaki harapan, mengais kerinduan
 diantara bintang-bintang dilangit yang cerah,
penuh indah gemerlapan yang membimbing jiwa ini
untuk berkata sejujurnya pada nuraniku sendiri.
 Andai....jembataan asa membawa hasratku
 untuk mengantarkan juwitaku dalam penantian yang abadi ?

Tak pelak dengan kata-kata seindah puisi, menggenggam romantika
Lantunan  suara-suara merdu yang menanti syahdu
Dari Lambaian kasih diantara bidadari di balik angkasa,
 kembali menyibak mutiara  yang terpendam
 pada garis-garis bujur panorama alam,
 menetapkan janji-janji harapan

  lembah anugerah dari ngarai keutuhan yang suci
dipadang megah suara agung tertancap kukuh bagai menara  
 Walau aku harus tunduk pada perintah gaib
yang memberi isyarat atas kesederhanaan sikapku
dari bingkai nusa dalam kesatuan amanah
Kurela menjalani derita hingga kepuncak kearifan
yang Tuhan tetapkan pada kodrat yang abadi
pada dinding-dinding indah purnama
dialam raya yang penuh bintang berserakan.

Rembulan Purnama
Cahayamu adalah jiwaku, sinarmu adalah semangatku
Kumulai menatapmu, untuk mencerah jalanku
Kau selangit kerinduan yang ingin kugapai
Demi..... pada cahayamu
yang membimbing hasratku kemari tanpa penghalang
anugerahkan ketulusan dalam jiwa ini
untuk menatap bahagia
dibawah cahaya  rembulan purnama

Langara, 20 April  2016

WAWONII BERSINAR
Share:

Recent Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *