• Menelusuri jejak Menguak Rahasia Mutiara Pulau Wawonii

    Rona senja yang merarak langit di ufuk barat, ketika itu bola matahari yang terlihat sangat jelas. sinar yang semakin redup berwarna maron, hendak berjalan semu perlahan masuk kedalam peraduannya.

  • Dermaga Cinta

    Ku mulai jalan ini mengayuh biduk bersama cahaya rembulan di tengah purnama, walau diantara buih meniti samudera dengan semangat yang melambung jauh untuk menggapai harapan, alangkah kerinduan dengan jiwa yang menepi laut tak kuasa untuk melangkah sampai tujuan.

  • SEKAPUR SIRIH ( PESAN PERKAWINAN )

    Karena takdir sesuatu yang pasti akan terjadi Allah peruntukkan, entah kapan, dimana dan kepada siapa “ Jodoh “ itu Tuhan tunjukkan adalah sungguh menjadi rahasianya, namun itu pasti terjadi “

  • TAPUNO MASEKENO

    Toponimi sebuah tempat atau daerah selalu mendasarkan pada inspirasi atau fenomena dari kejadian atau peristiwa yang ada didaerah tersebut untuk menjadi nama atau penyebutan sebuah daerah lazim menjadi tempat atau daerah penghunian.

  • Membangun Pariwisata Konawe Kepulauan Berbasis Budaya

    Salah satu potensi yang sangat menjanjikan dalam rangka upaya menggali sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah di Kabupaten Konawe Kepulauan adalah sektor pariwisata.

Momentum Kebangkitan "WAWONII"


MOMENTUM KEBANGKITAN WAWONII

Hari ini Rabu Tanggal, 17 Februari 2016 Jam. 10 pagi adalah sebuah peristiwa sejarah kebangkitan Wawonii yang ditandai dengan pelantikan Bupati Konawe Kepulauan terpilih H. Amrullah dan Andi Muh. Lutfi di Kantor Gubernur Sultra bersamaan pelantikan Bupati terpilih beberapa daerah lainnya. Bagi daerah otonomi Konawe Kepulauan khususnya masyarakat Wawonii merupakan peristiwa sejarah yang spektakuler karena disamping pelantikan sebagai Bupati baru devinitif juga H. Amrullah merupakan orang Wawonii pertama yang menjadi Bupati dalam sejarah panjang pemerintahan dan kancah perpolitikan daerah. Hal ini tentu adalah angin segar bagi pulau Wawonii terutama upaya pengembanagan daerah otonomi Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai daerah baru yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
Momentum hari ini merupakan titik start menentukan bukan hanya dijadikan euforia politik belaka, yang sekalipun luapan gembira dan suasana bahagia masyarakat terutama para pendukung dan Tim sukses yang mengatur strategi kemenangan juga akan tertumpah ruah. Betapa suara gemuruh memenuhi jagad raya mengumandangkan pekikan suara-suara kemenangan.
Di hari ini pula seluruh luapan perasaan akan membahana hingga segala fikiran subyektif tendensius bernuansa negatif akan larut dan mencair bak gunung es yang runtuh, rapuh dan mengalir, menyatu dalam suasana bahagia dan kerinduan untuk saling menyapa antar keluarga besar wawonii. Sebuah rahmat dari hikmah perbedaan melahirkan anugerah kebersamaan, sebuah persatuan dan entitas persaudaraan yang tinggi untuk menyatukan moral, integritas serta kekuatan, agar Wawonii yang kita junjung bersama bisa besar dan jaya. Wawonii adalah kekuatan prinsip dan ideologi yang mampu mempersatukan tujuan dan cita-cita kita, marilah kita sambut kemenangan ini sebagai kemenangan bersama, kemenangan yang mampu mengikat kita untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama.
Hari ini segala yang terjadi dan membuat sekat dan perbedaan diantara kita telah selesai, segala pikiran negatif yang membuat permusuhan diantara keluargapun telah berakhir. Yang ada dan tertinggal dihati kita adalah penyadaran tentang pentingnya sebuah persatuan untuk mendukung Bupati baru terpilih untuk mempersiapkan program-program pembangunan untuk kepentingan kita, untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat Wawonii seluruhnya.
Hari ini merupakan momentum kebangkitan Wawonii. Suasana sumringah untuk menata masa depan itu lebih penting ketimbang mengumbar suara yang kurang bermanfaat untuk sebuah propaganda yang dapat memecah belah persatuan, persaudaraan dan kekeluargaan. Tidakkah kita menyadari bahwa demokrasi itu adalah sebuah pilihan bukan perbedaan, sebuah sistem yang mengayomi bukan melahirkan permusuhan, sebuah seni kepemerintahan bukan pembantaian hak azasi. Sehingga esensi demokrasi sesungguhnya memberi pelayanan pada hak-hak rakyat dalam suatu sistem yang diemban oleh rakyat untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita rakyat menuju kesejaahteraan bersama. Hal ini tentu saja bagi daerah otonomi Konawe Kepulauan yang baru saja menentukan pemimpinnya untuk memulai menata sebuah sestem pemerintahan daerah dan masyarakat, seyogyanya kita beri suport yang tinggi agar kemudian Konawe Kepulauan dapat memacu ketertinggalan pembangunan bahkan melaju lebih cepat menyaingi daerah-daerah lain yang telah duluan maju.
Mari bersama dengan momentum kebangkitan ini, kita tidak hanya diam dan apatis tetapi dapat memberi masukan, ide serta gagasan-gagasan program untuk kemajuan daerah ini, agar setiap kita sebagai anak wawonii dapat turut serta berperan dalam membangun daerah pulau Wawonii yang kita cintai. Kita telah mengantarkan demokrasi dengan sukses untuk memilih pemimpin bagi masa depan kita, namun tugas kita belum selesai karena kita harus memberi dukungan penuh kepada pemimpin kita untuk berkiprah menjadi Nakhoda, melayarkan bahtera pulau Wawonii menuju cita-cita yang ingin dicapai yakni mewujudkan Wawonii yang bersinar dalam berbagai aspek kehidupan menuju kesejahteraan yang hakiki.
Memang amat sangat disadari bahwa menuju kearah itu tidaklah mudah karena itu pula dibutuhkan kekompakan seluruh komponen daerah ini untuk saling bahu membahu, menjinjit beban bersama,melangkah dalam satu arah. Dengan itu tentu diharapkan kita semua untuk colling dawn meraptkan barisan, memikul tanggung jawab daerah ini yang telah kita perjuangkan dengan susah payah tanpa kecuali.
Sebagai masyarakat yang berbudaya mari kita junjung tinggi nilai-nilai martabat sosial yang tumbuh untuk menjadi pencerah etika dan moral, karena Wawonii sebagai jiwa kita sepatutnya menjadi falsafah yang hidup ditengah-tengah keluarga kita untuk sebuah persatuan. Oleh karena itu mari BERSAMA, BERSATU DAN BERSAUDARA, dalam menata Wawonii Konawe Kepulauan menjadi daerah yang hidup dan menghidupkan kita. KAI TORA INIA KATO TORA, Kemakmuran negeri kesejahteraan kita.


Langara, 17 Februari 2016
WAWONII BERSINAR

Share:

Selamat Jalan dalam “ PENANTIAN TERAKHIR” ku



Selamat Jalan dalam 
PENANTIAN TERAKHIR” ku

                               Karya  :  Arief Gazali Sidek

Di bawah kolong langit biru, saat aku termenung hampa dengan arak senja yang seketika menghampar memenuhi blantika, mengingatkan pada kisah hidupku yang terpental mengusik dinding dinding alam masa laluku yang suram. seraya menyentuh ruang ruang qalbu  dengan jiwa yang tersayat oleh duka dengan perasaan perih, memendam suasana haru di tengah samudera kehidupan.
Kerinduan telah  membuatku  hanyut pada lembah  yang tajam, dengan perasaan hampa aku tersungkur pada jurang  terjal tak bertepi diantara tebing tebing bebatuan , hingga akhirnya air matakupun meleleh dan bercucuran membasahi pipi dan tertumpah pada bumi dimana tempat aku berpijak seketa.
Aku bingung dengan duka yang menghanyut tanpa harapan, tak tahu entah angin apa yang hendak mengantarkan hasratku kemari, sembari memaknai kebisuan yang merenda kesunyian  malam , hingga awan putih yang menghias langit tak mampu berkata apa apa  pada angkasa, untuk  mengapungkan watak dengan sikap sikap yang rendah  dan jujur atas kepribadianku, mata sayup berbinar telah menatap lama untaian harapan dalam bayang bayang mimpi, untuk menggenggam ketulusan atas segenap jiwa yang meratapi keharuan walau  ada di dasar samudera.
Hari hari yang lembut dimana jiwa ini telah meneguk embun salju, sederet angan angan kuat  yang mengikat sebuah optimisme  palsu, namun tali kasih yang mesra dahulunya telah menebarkan semangat yang tinggi, hingga angin berhembus dengan semilir basah yang menawarkan keanggunan di senja hidup tanpa keraguan. Demikian janji suci menetapkan cinta, menyeru bersama  sang kekasih dan akhirnya aku harus memulainya dengan bias bias yang patah, pada dinding dinding langit dengan sebuah fatamorgana yang diam.
Sebuah keyakinan yang tinggi untuk menelusuri peraduan sang waktu dari perjalanan mentari  dibalik awan megah, menyentak singgasana  ke ufuk barat dengan badai badai kelesuan yang menerpa . Tak tahu  entah kemana aku harus mengayuh biduk senja ini dengan kemudi yang patah, bersama riak riak samudera menggoyang bahtera harapan menuju pantai bahagia kedarat sejahtera, namun ketika binar binar cinta telah menelanjangi hatiku pada ratap ratap yang rendah untuk menyatakan  bahwa jiwa suci yang terpendam  pada sukmaku  yang dalam melahirkan bias bias yang nyata, sehingga badanku  rebah terbuai oleh kelesuan mimpi tanpa semangat.
Entah kemana  kaki ini harus melangkah untuk  menetapkan alur alur kerinduan yang membahana dalam jagad raya yang tuhan cipta, akupun tak tahu entah kapan harus jeda mengukur  kaki kaki langit yang tak berujung,  untuk mengejar harapan dari wajah wajah sendu  yang Tuhan peruntukan. Walau susah merangkai kembang anugerah ditengah badai gurun, namun aku tetap tegar menghadang matahari yang menyengat raga. Seorang bidadari suci menyentak jiwaku dengan penuh harap dan bahwa cintaku telah membimbing hasrat kebenaran, untuk menelusuri lorong lorong waktu , mencari  kemuliaan dengan jejak langkah yang tak pasti entah dimana harus memulainya. Aku hanya tertengadah di alam bebas menghadapkan muka untuk sebuah penghambaan, atas gema setiaku ternyata jiwaku tetap teguh pada sebuah penantian terakhir.
Bertahun tahun aku menanti kepastian memenuhi suara suara kebajikan yang menghangatkan ragaku dari sisi yang memendam damai, namun tak kusangka kalau akhirnya harus tersesat pada belantara hidup dengan pandangan gelap, mengejar bidadariku yang berlari menyusuri blantika hingga membuatku terhimpit pada lapis lapis penantian.
Oh  …… bidadariku, betapa teganya kau membiarkan aku sendirian ditengah rimba raya kesunyian dan belantara duka, bertahun tahun aku mengharapkanmu kembali bersamaku untuk merangkai bunga bahagia diantara kita, walau kau berada jauh disana tanpa  gema doa, namun dihatiku kau adalah malaikat kecilku yang selalu membimbing tanganku, menggenggam jemariku untuk memulai jalan ini sampai kepantai indah ditaman firdausmu.
Sungguhpun dengan jiwa yang lesu dan raga yang lemah, aku mencoba melangkah pada ujung ujung penantian yang ketika dahulunya kita mulai merajut benang cinta, yang kemudian memberi spirit juang untuk bisa mencapai tahta keabadian yang sempurna.
Walau demikian api api semangatku tak akan pernah surut membakar ladang cinta dari budi yang rendah, untuk sebuah pengharapan Allah memperuntukan mahligai yang indah dalam hidupku sebagai persembahan atas ketulusanku.
Sangat kusadari bahwa menanti bukanlah pekerjaan yang mudah kulalui, namun kalaupun itu yang menyebabkan nafas ini berpisah dari ragaku adalah sebuah konsekwensi hidup dari pengabdian, yang sesungguhnya Allah telah mengetahuinya. Tidak ada pilihan lain karena Allah telah menetapkan jalan yang harus kutempuh sebagai amanah titipan yang harus pula kuterima sebagai takdir yang hakiki.
Walau itu kemudian bukan kodratku, karena aku harus kuat menghadapi rintangan seberat apapun, termasuk meratapi perasaanku sendiri, namun aku bukanlah baja tanpa sukma, aku bukan batu yang tanpa nurani untuk mengungkapkan perasaan dengan jiwa jiwa yang halus.
Aku adalah insan yang memiliki hati dan memiliki jiwa, aku adalah pemilik benang benang rindu untuk merajut asmara dan cinta dan aku adalah pemilik ketulusan yang memadu antara helai helai nafas dengan keindahan raga dalam satu keterpaduan yang sempurna.
Walau semua itu telah menjadi kenyataan pahit atas abdiku, maka dibawah kolong langit ini akupun pasrah meletakan benih benih kebencian pada nuraniku sendiri, seraya membuka pintu pintu hatiku untuk melepasmu pergi, terbang bersama sang waktu di alam yang sempurna. Aku rela tinggal diujung jalan tanpa ada yang menemani, dibatas negeri yang  sunyi sepi tanpa penghuni,  surut kelaut lepas  bersama zaman sekalipun tanpa cinta dan tanpa harapan.
Wahai ….. Bidadariku !
Sebongkah berlian yang tersemat dihatimu, setampuk harapan yang menggenggam semangatmu, terbanglah dengan hati suci seputih cintaku. Aku tetap mengharapkanmu kembali diujung batas penantian sampai helai helai nafas lepas dari ragaku. Selamat jalan dalam penantian terakhirku. 
    


.
Share:

Wawonii Yang Nyaman



WAWONII
 yang nyaman

Perangai indah dari wajah-wajah yang sendu
Diantara penghamba alam yang sempurna
Menyelami kedalaman sang waktu
 di negeri penantian yang jauh

Sembari dengan bias-bias yang cerah
Pada alam ketika sepi tanpa cahaya
Dengan ruang-ruang yang asri dan  terbuka
menanti untai-untai harapan yang tiba

Negeri  seribu sungai yang mengalir deras
Seindah panorama yang indah dan menakjubkan
Pada latar senja di ufuk barat
Menghias kaki-kaki peraduan fatamorgana

Demi pada rembulan mencerah bumi
Mengantar mahkota sang dewi malam
di balik alam yang gemerlap bintang
 WAWONII yang nyaman


Langara, 9 Januari 2015
Share:

Sebuah Ujian Ketabahan



SEBUAH UJIAN KETABAHAN
Oleh  :  Arief Gazali Sidek

Kesenangan, kegembiraan, kesedihan dan bahkan penderitaan
adalah kodrat yang sudah Allah tentukan
sebagai bahagian dari persoalan hidup manusia
dan bahkan jauh sebelum manusia ada dan diciptakan
Allah pun telah menetapkannya di  sebuah  alam IDEA,
alam dimana manusia dapat berimajinasi,
berinspirasi pada sebuah dimensi cita cita yang tinggi
dalam pandangan hakiki yang menjadi rahasia allah.

Dan bahwa manusia dengan segala kehendak hatinya
Allah telah tetapkan pula
garis  batas kebajikan dalam sebuah  ketentuan azali bagi hambanya.
Tentang  sesuatu dimana manusia harus berada dan beraktifitas hidup
bukanlah sebuah  kehendak yang mandiri bagi dirinya
untuk  menentukan hidup semaunya,
karena ternyata diatas singgasana arasy yang tinggi
Allah menetapkan TAKDIR ke maha kuasaan nya
dalam mengatur alam ini seluruhnya
termasuk  gerak hidup bagi manusia diatas bumi ini.

Sebagai hamba yang taat dan patuh pada penciptaan,
tentu  harus  menyadari  bahwa
 kondisi aktifitas hidup yang  Tuhan  telah tetapkan,
termasuk ketentuan untuk harus berpisah dengan ISTRI TERCINTA
serta ANAK ANAK TERSAYANG walau hanya sementara,
adalah sebuah konsekuensi hidup dari ketetapan  azali Tuhan
untuk memberi  UJIAN KETABAHAN
TERHADAP HAMBANYA – HAMBANYA YANG BERIMAN.

Demikian simpul simpul fakta yang telah menggugah jiwa dan fikiran,
ketika kita diperhadapkan pada situasi pilihan
yang dua duanya sangat sulit untuk menentukannya,
antara pengabdian pada daerah
dan mengubah karir agar lebih berkembang disatu sisi
dan meninggalkan seyum bahagia bersama anak istri yang dicintai,
ketenangan hidup dalam istana damai di rumah sendiri tanpa kegaduhan
di sisi yang lainnya


Alhasil apa yang sesungguhnya dicapai
dalam suasana gelak tawa kegembiraan diseberang sana,
hanyalah rintihan terhadap penyesalan
yang tiap harinya datang ibarat badai menerpa tanpa ragu.

Telah berbulan bulan perasaan ini teralami,
 hidup ibarat anak kost yang ketika pulang kerja
walau merasa lelah dan  capek harus berurusan dengan dapur.
 Perut melilit lapar tanpa istri yang harus menghidangkan makanan,
dengan terpaksa harus pula mengayak tapis
hingga beras kelihatan memutih tanpa gabah.

Oleh DINGINNYA MALAM
 ketika angin basah sedang berhembus
 merasuk pada lapis lapis kulit yang menembus daging,
 tanpa terasa badan merebah lunglai memeluk guling 
 saat akan tidur tanpa ada isteri yang menghangatkan badan.

 Suasana yang kurang lebih sama pun terjadi disana,
sang istri dan anak anak tercinta telah menunggu lama
 dibatas penantian sang waktu,
walau dengan mata yang berkaca kaca hendak mengeluarkan air mata
 karena rasa haru, rindu dan khawatir.

 Adakah lentera yang menjanjikan cahaya
 untuk menerangi hidup ditengah kegelapan ?
Adakah kebahagiaan yang kita persembahkan pada anak dan istri
 ketika kembali bersama mereka ?
Jawabannya adalah KITA TUNGGU APA KATA NANTI.

 Semua butuh kesabaran,
semua butuh ketabahan dan semua butuh waktu dan kepastian.
 Walau kita terus menggalakkan semangat yang berapi api,
 dengan raga yang terus meneteskan keringat membasahi segenap tubuh,
namun perasaan rindu ingin bersama sama
dalam bekapan keluarga sangat kita harapkan bersama.

Walaupun kita berusaha menutupi segala kekecewaan
dengan mengubah watak dan live style
tapi pada raut wajah tetap terbaca
 oleh air muka yang sedang mengalami kesedihan.


Sebuah situasi yang membuat kita gerah
adalah ketika anak anak lagi kondisi sakit
 dan kita berusaha kembali menjenguk mereka tanpa apa apa,
lalu menyeberang dengan suasana musim yang lagi tidak bersahabat,
ombak mengayun kapal tanpa henti,
 fikiran geram menakutkan hingga akhirnya khayalan
 selalu saja focus mengingatkan rindu
 pada belahan jiwa yang ditinggalkan
 dengan buah hati tanpa damai.

Sungguh benar benar dilematis,
situasi yang hendak membuat kita berfikir pada dua pilihan,
antara mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai abdi Negara
dan urusan keluarga yang harus menjadi perhatian
 karena sebuah tanggung jawab moril yang tidak bisa terelakan.

Akankah semua ini berakhir !
Adakah sebuah penantian akhir
 dari situasi yang kerap membelenggu jiwa.
 Kapankah masa itu tiba dan mengakhiri
seluruh ragam bayang bayang  dan khayal yang tak pasti.

Kita terlalu lama mengharap sebuah keberuntungan
 akan datang menggelar bunga bunga bahagia,
sembari berkedok kepatuhan yang membuat hari hari esok akan cerah,
 namun kita harus sadar bahwa
kemenangan yang indah itu adalah kesuksesan yang dicapai
lewat api api kejuangan tanpa batas,
bukan justru menyantap hidangan yang telah tersedia
diatas meja tanpa bertanya.
Lewat pintu pintu keikhlasan yang Allah peruntukan
 bagi orang orang yang sabar
 SEBUAH ANUGERAH BESAR akan Allah “ AMANAHKAN “
kepada sosok yang akan mampu menerimanya
 dalam dua tangan dan satu jiwa dalam penghambaannya.


Langara, 26 Maret  2016


WAWONII BERSINAR


Share:

Recent Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *