TAATA & TIITI
SIMBOL PEMULIAAN & PERSAMAAN MARTABAT MANUSIADALAM PERADABAN UNIVERSAL
Filsafat sosial
Manusia hidup memiliki dua sifat dasar yakni
Pertama ; “ Arasi “ ( tamak ), keinginanan untuk menguasai sesuatu
secara berlebihan untuk kepentingannya sendiri
baik itu harta, tahta maupun wanita.
Sehingga tidak jarang kita jumpai seseorang selalu menimbun harta
atau kekayaan untuk bersenang-senang dalam hidupnya.
Sementara ia tidak pernah berfikir kalau hidup ini adalah tanggung jawab,
hidup adalah memberi
dan hidup adalah manfaat bagi kehidupan orang lain.
Orang selalu beranggapan bahwa
hidup adalah tanggung jawab dari masing-masing orang,
hidup juga merupakan resiko yang harus ditanggung sendiri secara individual.
Beberapa ideologi besar dunia
telah mengkooptasi arus pemikiran manusia pada dua arah.
Pertama faham Liberalisme Amerika
yang mengkultuskan kapitalisme sebagai satu-satunya ideologi
yang akan membawa kesejahteraan manusia.
Kedua faham sosialisme Rusia
yang menasbihkan kepentingan sosial atau masyarakat
merupakan tanggung jawab negara,
sehingga negara menjamin hak-hak setiap warga negaranya
untuk hidup layak, tenteram, damai dan sejahtera.
Sifat dasar manusia yang kedua adalah “Kokolaro “ ( kasih sayang atau Cinta ).
Bahwa manusia dalam membentuk komunitas
selalu di dasari dengan rasa sayang atau cinta.
Karena cinta merupakan dasar untuk membentuk jalinan hidup,
membentuk ikatan kebersamaan dalam keluarga hingga melahirkan generasi ,
yang akan melanjutkan estafet kehidupan selanjutnya
sampai dunia mengalami kehancuran atau kiamat.
Dari kedua sifat dasar manusia tersebut
dapat memberi ruh, semangat, gairah serta motivasi
untuk bekerja lebih giat, berprestasi dan pada akhirnya mendapat penghargaan
serta prestise yang tinggi.
Dengan sifat tamak manusia bekerja tanpa ampun untuk menguasai dunia
dengan pernak pernik kemewahannya.
Dia bisa memiliki harta dan kekayaan materil yang berlimpah,
dia bisa mempunyai kekuasaan untuk mengendalikan keadaan
termasuk negara dengan tujuan membumikan pengaruh yang besar
agar kekuasaan sendi-sendi ekonomi dan keuangan bisa mengalir deras
dan termasuk dia bisa memiliki wanita cantik
untuk menjadi dayang-dayang dan pemuas hawa nafsunya.
Namun dengan sifat kasih sayang atau cinta
manusia dapat memberi nafas keharmonisan keluarga
atau komunitas yang kian kompeleks.
Dalam banyak hal tentu diperlukan pranata sosial,
tata nilai, adat istiadat, norma dan agama
untuk memberi jaminan keberlangsungan hidup
secara harmonis dan dinamis.
Dari dua sifat dasar tersebut pula dapat mempengaruhi alam fikiran manusia
untuk melakukan kreatifitas berfikir,
bersikap dan bertindak
dalam alam kehidupan nyata yang disebut kebudayaan.
Dinamika perkembangan hidup manusia
dapat ditandai dengan pergeseran tata nilai kehidupan,
karena dalam banyak hal
manusia akan selalu mengikuti kecenderungan zaman
yang selalu berubah.
Pranata dan pratata sosial yang tumbuh tidak dapat mengatasi
lajunya hegemoni arus global yang merambah dunia,
termasuk andil pergeseran nilai-nilai peradaban materil
pada setiap komunitas
dan suku bangsa yang ada di alam ini.
Berangkat dari studi kasus global yang terjadi
dan merasuk sendi-sendi budaya dan peradaban,
maka seyogyanya kita mesti waspada dan berusaha membangun
pilar-pilar penyangga ketahanan budaya dan peradaban
melalui pengejawantahan tata nilai sosial, adat istiadat, norma serta agama.
Dan salah satu sistem nilai yang tumbuh dan berakar lama
pada masyarakat Wawonii adalah
ungkapan atau sapaan pengkultusan manusia secara universal tanpa pembedaan
yakni TAATA dan TIITI.
Dalam filsafat sosial manusia adalah
saudara bagi yang lainnya tanpa perbedaan,
manusia adalah tanggung jawab hidup bagi manusia lainnya.
Sehingga dibutuhkan kebersamaan prinsip,
persatuan dengan loyalitas dan integritas yang tinggi
serta persaudaraan dan kesetia kawanan dalam kehidupan yang indah.
Dengan prinsip-prinsip sosial
yang telah menjadi bagian substansi ajaran moral masyarakat Wawonii,
TAATA dan TIITI telah menjadi filosofi dasar pembangunan moral
yang mengandung esensi ajaran
tata nilai manusia secara komperhensip dan paripurna.
Manusia pada pandangan ini berada pada satu titik tumpu yang sama,
kemudian berangkat pada median yang sama
dan selanjutnya dapat mencapai puncak yang sama.
TAATA dan TIITI
adalah ajaran pemuliaan manusia tanpa mengenal batas,
ia dapat berlaku universal tanpa pembedaan.
Ungkapan atau sapaan ini dapat berlaku umum
baik ia sebagai Penguasa, orang terpandang, rakyat jelata
maupun pada orang tua, remaja, anak-anak dan balita.
Sehingga pesan moral yang dikandung dalam ajaran ini
adalah pembangunan manusia pada tiga esensi hidup atau nucleus life
yakni : Persamaan, Persatuan dan Persaudaraan.
TAATA dan TIITI
adalah simbol identitas dan martabat kemanusiaan yang bernilai semesta,
tanpa memandang sekat-sekat pembedaan perlakuan,
sikap dan tindakan,
TAATA dan TIITI hadir sebagai fakta sosial
yang menunjukan bahwa
ada sebuah sistem nilai peradaban
yang tidak lekang oleh zaman
dan tidak lapuk oleh perubahan masa.
Dan terhadap hegemoni dua arus besar ideologi dunia
Kapitalisme dan Sosialisme
tidak menjadi ancaman berbahaya
bagi kulturalisme sosial masyarakat wawonii,
karena itu TAATA dan TIITI
adalah akulturasi jawaban kemapanan budaya
dengan akar-akar peradaban masyarakat wawonii yang kuat dan kokoh.
Langara, 13 Februari 2016
Penulis
WAWONII BERSINAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar